Food Puzzle：sushi 1.24

Sushi (す し, 寿司, 鮨, 鮓, 寿 斗, 寿 し, 壽司?) Adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi vinegared yang dimasak (shari) yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain (neta). Neta dan bentuk penyajian sushi bervariasi, tetapi ramuan yang dimiliki semua sushi adalah shari. Neta yang paling umum adalah makanan laut.

Daging mentah yang diiris dan disajikan sendiri adalah sashimi.

Jenis asli sushi, yang dikenal saat ini sebagai nare-zushi (馴 れ 寿司, 熟 寿司), pertama kali dikembangkan di Asia Tenggara, dan menyebar ke China selatan sebelum diperkenalkan ke Jepang. [Rujukan?] Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno tidak lagi digunakan dalam konteks lain; Secara harfiah, sushi berarti "mencicipi asam", sebuah refleksi dari akar fermentasi bersejarahnya. Bentuk sushi tertua di Jepang, narezushi, masih sangat mirip dengan proses ini, di mana ikan difermentasi melalui dibungkus dalam beras yang difermentasi. Protein ikan memecah melalui fermentasi menjadi asam amino penyusunnya. Beras dan hasil fermentasi beras dalam rasa asam dan juga salah satu dari lima rasa dasar, yang disebut umami dalam bahasa Jepang. Di Jepang, narezushi berevolusi menjadi oshizushi dan akhirnya Edomae nigirizushi, yang sekarang dikenal dunia sebagai "sushi".

Sushi Jepang kontemporer memiliki sedikit kemiripan dengan hidangan nasi yang difermentasi lakto tradisional. Awalnya, ketika ikan yang difermentasi diambil dari beras, hanya ikan yang dikonsumsi dan beras yang difermentasi dibuang. Funazushi yang kuat dan berbau, sejenis narezushi yang dibuat di dekat Danau Biwa di Jepang, menyerupai hidangan fermentasi tradisional. Dimulai pada periode Muromachi (1336–1573 Masehi) dari Jepang, cuka ditambahkan ke dalam campuran untuk rasa dan pengawetan yang lebih baik. Cuka menonjolkan asam beras dan dikenal untuk meningkatkan umur simpannya, memungkinkan proses fermentasi dipersingkat dan akhirnya ditinggalkan. Pada abad-abad berikutnya, sushi di Osaka berevolusi menjadi oshi-zushi. Makanan laut dan nasi ditekan menggunakan cetakan kayu (biasanya bambu). Pada pertengahan abad ke-18, bentuk sushi ini telah mencapai Edo (kontemporer Tokyo).

Versi kontemporer, yang secara internasional dikenal sebagai "sushi", diciptakan oleh Hanaya Yohei (1799–1858) pada akhir periode Edo di Edo. Sushi yang diciptakan oleh Hanaya adalah bentuk awal makanan cepat saji yang tidak difermentasi (oleh karena itu disiapkan dengan cepat) dan bisa dimakan dengan tangan seseorang di pinggir jalan atau di teater. Awalnya, sushi ini dikenal sebagai Edomae zushi karena menggunakan ikan yang baru ditangkap di Edo-mae (Edo Bay atau Teluk Tokyo). Meskipun ikan yang digunakan dalam sushi modern tidak lagi biasanya berasal dari Teluk Tokyo, itu masih secara resmi dikenal sebagai Edomae nigirizushi.